Senin, 26 September 2016

[RESUME V] KIMIA ORGANIK: ISOMERI STRUKTUR SENYAWA HIDROKARBON DAN SISTEM NOMENKLATUR

A.    Sistem Nomenklatur
               Pada tata nama atau nomenklatur (bahasa Inggris: nomenclature) berasal dari bahasa Latin : nomen untuk penamaan atau calare bagi sebuah penyebutan dalam bahasa Yunani: ονοματοκλήτωρ yang berasal dari kata onoma yang sama berarti dengan bahasa Inggris kuno :nama dan bahasa Jerman kuno : namo adalah merujuk pada persyaratan, sistem prinsip-prinsip dasar, prosedur dan persyaratan yang berkaitan dengan penamaan yang dapat merupakan pembakuan kata atau frasa penugasan untuk objek tertentu.  Tatanama organik atau lengkapnya tatanama IUPAC untuk kimia organik adalah suatu cara sistematik untuk memberi nama senyawa organik yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Idealnya, setiap senyawa organik harus memiliki nama yang dari sana dapat digambarkan suatu formula struktural dengan jelas.
          Seperti pada komunikasi umum dan menghindari deskripsi yang panjang, rekomendasi penamaan resmi IUPAC tidak selalu diikuti dalam praktiknya kecuali jika diperlukan untuk memberikan definisi ringkas terhadap suatu senyawa atau jika nama IUPAC lebih sederhana (bandingkan etanol dengan etil alkohol). Jika tidak, maka nama umum atau nama trivial yang biasanya diturunkan dari sumber senyawa tersebutlah yang digunakan. Untuk tatanama IUPAC menggunakan sejumlah awalan, akhiran, dan sisipan untuk mendeskripsikan jenis dan posisi gugus fungsi pada suatu senyawa.
            Pada kebanyakan senyawa, penamaan dapat dimulai dengan menentukan rantai hidrokarbon Ingold Prelog jika ambiguitas masih saja ada pada struktur rantai hidrokarbon induk. Nama dari rantai induk dimodifikasi dengan akhiran gugus fungsi yang memiliki prioritas tertinggi, sedangkan gugus fungsi sisanya diindikasikan dengan awalan yang dinomori dan disusun secara alfabetis.
            Nama senyawa ini dikonstruksi dengan cara sebagai berikut:  [NH2CH2CH2OH]
·         Terdapat dua karbon pada rantai induk, maka diberi nama dasar "et"
·         Karbon-karbon pada senyawa tersebut berikatan tunggal, maka diberi akhiran "an"
·         Terdapat dua gugus fungsi pada senyawa tersebut, yakni alkohol (OH) dan amina (NH2).
·         Alkohol memiliki nomor atom dan prioritas yang lebih tinggi dariamina, dan akhiran dari alkohol adalah "ol", maka akhiran majemuk yang terbentuk adalah "anol".
·         Gugus amina tidak berada pada satu karbon yang sama dengan gugus OH (karbon nomor 1), namun melekat pada karbon nomor 2, oleh karena itu ia diidentifikasikan dengan awalan "2-amino".
·         Setelah awalan, nama dasar, dan akhirannya digabung, kita mendapat "2-aminoetanol".
Dan selanjutnya terdapat pula sistem penamaan lama untuk senyawa organik, dikenal sebagai tatanama umum, yang sering digunakan untuk menamakan senyawa yang sederhana maupun senyawa yang sangat kompleks sehingga nama IUPAC menjadi sangat panjang untuk digunakan dan dapat diterapkan.

B.     Isomer Struktural
            Isomer struktural (structural isomers) atau dikenal sebagai isomer konstitusional, adalah sebutan untuk jenis isomer yang berbeda dalam struktur dasar atau jenis ikatan-ligan yang tekait pada logam pusat dan melalui atom. Beberapa jenis isomerisme struktural (isomerisme ionisasi, isomerisme koordinasi, dan isomerisme tautan).



·         -Isomer Ionisasi
            Pada dua senyawa koordinasi yang rumusnya mempunyai ion pusat yang sama (Cr3+) dan lima dari enam ligannya (molekul NH3) adalah sama. Senyawa ini berbeda karena isomer pertama mempunyai ion SO42- sebagai ligan keenam, dengan ion netral Cl- menetralkan muatan ion kompleks, sedangkan isomer kedua memiliki Cl- sebagai ligan keenam dengan SO42- menetralkan muatan ion kompleks.
Contoh:
[CrSO4(NH3)5Cl]
pentaaminasulfatokromium(III) klorida
[CrSO4(NH3)5]SO4
pentaaminaklorokromium(III) sulfat

·         -Isomer Koordinasi
            Isomer koordinasi dapat muncul jika senyawa koordinasi tersusun atas kation kompleks dan anion kompleks. ligan dapat dikontribusikan secara berbeda di antara kedua ion, seperti NH3(aq) dan CN-.
Contoh:
[Co(NH3)6][Cr(CN)6]
heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III)
[Cr(NH3)6][Co(CN)6]
heksaaminakromium(III) heksasianokobaltat(III)

·     - Isomerisme Tautan
            Beberapa ligan dapat melekat pada ion logam atom pusat suatu ion kompleks dengan cara berbeda. 
Contoh:
[Co(NO2)(NH3)5]2+
ion pentaaminanitrito-N-kobalt(III)
[Co(ONO)(NH3)5]2+
ion pentaaminanitrito-O-kobalt(III)

C.    Isomer Pada Alkana
      Pada struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6 dan C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama.

       Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10mempunyai dua kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya. Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada kerangka struktur maka isomernya disebut isomerkerangka.
Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang tertera ditabel bawah ini:
Jumlah atom C
C4
C5
C6
C7
C8
C9
C10
Rumus molekul
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
Jumlah isomer
2
3
5
9
18
35
75

D.    Ethylene
            Ethylene seperti etena adalah untuk H 2 C = CH 2, tetapi juga berjalan dengan nama umum: Ethylene. Nama Ethylene digunakan karena itu adalah seperti sebuah gugus etil (CH_2CH_3) tapi ada ikatan ganda antara dua atom karbon di dalamnya. Etena memiliki rumus (C_2H_4) dan merupakan alkena sederhana karena memiliki karbon paling sedikit (dua) diperlukan untuk ikatan ganda karbon-karbon.
            Didalam etilena setiap atom karbon memiliki tiga sp 2 orbital dan satu p-orbital . Tiga sp 2 orbital terletak pada ~ 120 ° sudut. P-orbital tegak lurus terhadap pesawat ini.Ketika atom karbon mendekati satu sama lain, dua dari sp 2 orbital tumpang tindih untuk membentuk ikatan sigma . Pada saat yang sama, dua-orbital p berdekatan (lagi pada bidang yang sama) dan bersama-sama mereka membentuk pi-ikatan .
            Dan untuk tumpang tindih maksimum, p-orbital harus tetap paralel, dan, karena itu, rotasi di sekitar ikatan pusat tidak mungkin,  ini menimbulkan isomer cis-trans . Ikatan ganda lebih pendek dari ikatan tunggal karena p-orbital tumpang tindih dimaksimalkan. Sudut ikatan HCH pada eten adalah 117 derajat dan sudut HCC adalah 121,5 derajat. 

E.     Reaksi Grignard
            Pada reaksi Grignard adalah organologam reaksi kimia di mana alkil , vinil , atau aril - magnesium halida (pereaksi Grignard) menambah sebuah karbonil . Kelompok aldehida atau keton.  Reaksi ini merupakan alat penting untuk pembentukan ikatan karbon-karbon.  Reaksi halida organik dengan magnesium bukan reaksi Grignard.
            Akan tetapi pada keterbatasan reagen Grignard adalah bahwa mereka tidak mudah bereaksi dengan alkil halida melalui mekanisme S N 2. Di sisi lain, mereka mudah berpartisipasi dalam transmetalation reaksi: Umum.
RMgX + Alx → ALR + MGX 2
Dan adapun untuk tujuan yang tersedia secara komersial reagen Grignard sangat berguna karena rute ini menghindari masalah dengan inisiasi. Reaksi paling Grignard dilakukan dalam pelarut halus, terutama eter dietil dan THF . Dengan chelating dieter dioksan , beberapa reagen Grignard menjalani reaksi redistribusi untuk memberikan senyawa diorganomagnesium (R = gugus organik, X = halida): Reaksi ini dikenal sebagai keseimbangan Schlenk .


RMgX + dioksan  R 2 Mg + MGX.

6 komentar:

  1. Assalamualaikum wr. wb
    sebelumnya saya hanya ingin menambah kan sedikit tentang jenis-jenis isomer struktural:
    somer rantai
    Isomer-isomer ini muncul karena adanya kemungkinan dari percabangan rantai karbon. Sebagai contoh, ada dua buah isomer dari butan, C4H10. Pada salah satunya rantai karbon berada dalam dalam bentuk rantai panjang, dimana yang satunya berbentuk rantai karbon bercabang.


    Isomer posisi
    Pada isomer posisi, kerangka utama karbon tetap tidak berubah. Namun atom-atom yang penting bertukar posisi pada kerangka tersebut.
    Sebagai contoh, ada dua isomer struktur dengan formula molekul C3H7Br. Pada salah satunya bromin berada diujung dari rantai. Dan yang satunya lagi pada bagian tengah dari rantai.


    Isomer grup fungsional
    Pada variasi dari struktur isomer ini, isomer mengandung grup fungsional yang berbeda- yaitu isomer dari dua jenis kelompok molekul yang berbeda.
    Sebagai contoh, sebuah formula molekul C3H6O dapat berarti propanal (aldehid) or propanon (keton).

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas penambahan materinya. penambahan materi ini sangat bermamfaat sekali :)

    BalasHapus
  3. Saya hanya ingin menambahkan dari Sumber bacaan yang saya baca :
    2. ISOMER STRUKTUR
    Isomer structural adalah senyawa dari rumus kimia yang sama yang memiliki struktur dan sifat yang berbeda didasarkan pada bagaimana konstituen atom mereka diurut. Sebagai contoh, ada dua isomer structural dengan sama rumus kimia C4H10.
    a. Isomer rangka adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi kerangkanya berbeda.
    b. Isomer posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi gugus fungsinya berbeda.

    BalasHapus
  4. Terimah kasih atas tambahannya Siti Mardhiyah

    BalasHapus
  5. selamat siang nurussalmia, saya ingin menambahkan materi blog anda Variasi dalam struktur senyawa organik dapat disebabkan oleh jumlah atom atau jenis atom dalam molekul. Tetapi variasi dalam struktur ini dapat juga terjadi karena urutan atom yang terikat satu sama lain dalam suatu molekul. terima kasih

    BalasHapus
  6. Terimah kasih atas penambahan materinya Fitri Sulastri

    BalasHapus