A. Sistem Nomenklatur
Pada tata nama atau nomenklatur
(bahasa Inggris: nomenclature) berasal dari bahasa Latin : nomen untuk
penamaan atau calare bagi sebuah penyebutan dalam bahasa Yunani: ονοματοκλήτωρ
yang berasal dari kata onoma yang sama berarti dengan bahasa Inggris
kuno :nama dan bahasa Jerman kuno : namo adalah merujuk pada
persyaratan, sistem prinsip-prinsip dasar, prosedur dan persyaratan yang
berkaitan dengan penamaan yang dapat merupakan pembakuan kata atau frasa
penugasan untuk objek tertentu. Tatanama
organik atau lengkapnya tatanama IUPAC untuk kimia
organik adalah suatu cara sistematik untuk memberi
nama senyawa organik yang direkomendasikan oleh International
Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Idealnya, setiap senyawa
organik harus memiliki nama yang dari sana dapat digambarkan suatu formula
struktural dengan jelas.
Seperti pada komunikasi umum dan
menghindari deskripsi yang panjang, rekomendasi penamaan resmi IUPAC tidak
selalu diikuti dalam praktiknya kecuali jika diperlukan untuk memberikan
definisi ringkas terhadap suatu senyawa atau jika nama IUPAC lebih
sederhana (bandingkan etanol dengan etil alkohol). Jika tidak, maka
nama umum atau nama trivial yang biasanya diturunkan dari sumber
senyawa tersebutlah yang digunakan. Untuk tatanama IUPAC menggunakan
sejumlah awalan, akhiran, dan sisipan untuk mendeskripsikan
jenis dan posisi gugus fungsi pada suatu senyawa.
Pada kebanyakan senyawa, penamaan
dapat dimulai dengan menentukan rantai hidrokarbon Ingold Prelog jika
ambiguitas masih saja ada pada struktur rantai hidrokarbon induk. Nama dari
rantai induk dimodifikasi dengan akhiran gugus fungsi yang memiliki prioritas
tertinggi, sedangkan gugus fungsi sisanya diindikasikan dengan awalan yang
dinomori dan disusun secara alfabetis.
Nama senyawa ini dikonstruksi dengan
cara sebagai berikut: [NH2CH2CH2OH]
·
Terdapat dua karbon pada rantai induk,
maka diberi nama dasar "et"
·
Karbon-karbon pada senyawa tersebut
berikatan tunggal, maka diberi akhiran "an"
·
Terdapat dua gugus fungsi pada senyawa
tersebut, yakni alkohol (OH) dan amina (NH2).
·
Alkohol memiliki nomor
atom dan prioritas yang lebih tinggi dariamina, dan akhiran dari alkohol
adalah "ol", maka akhiran majemuk yang terbentuk adalah
"anol".
·
Gugus amina tidak berada pada satu
karbon yang sama dengan gugus OH (karbon nomor 1), namun melekat pada karbon
nomor 2, oleh karena itu ia diidentifikasikan dengan awalan
"2-amino".
·
Setelah awalan, nama dasar, dan
akhirannya digabung, kita mendapat "2-aminoetanol".
Dan
selanjutnya terdapat pula sistem penamaan lama untuk senyawa organik, dikenal
sebagai tatanama umum, yang sering digunakan untuk menamakan senyawa yang
sederhana maupun senyawa yang sangat kompleks sehingga nama IUPAC menjadi
sangat panjang untuk digunakan dan dapat diterapkan.
B.
Isomer
Struktural
Isomer struktural (structural isomers) atau dikenal sebagai isomer
konstitusional, adalah sebutan untuk jenis isomer yang berbeda dalam struktur
dasar atau jenis ikatan-ligan yang tekait pada logam pusat dan melalui atom.
Beberapa jenis isomerisme struktural (isomerisme ionisasi, isomerisme
koordinasi, dan isomerisme tautan).
· -Isomer Ionisasi
Pada
dua senyawa koordinasi yang rumusnya mempunyai ion pusat yang sama (Cr3+)
dan lima dari enam ligannya (molekul NH3) adalah sama. Senyawa ini
berbeda karena isomer pertama mempunyai ion SO42- sebagai
ligan keenam, dengan ion netral Cl- menetralkan muatan ion
kompleks, sedangkan isomer kedua memiliki Cl- sebagai ligan
keenam dengan SO42- menetralkan muatan ion kompleks.
Contoh:
[CrSO4(NH3)5Cl]
pentaaminasulfatokromium(III) klorida
[CrSO4(NH3)5]SO4
pentaaminaklorokromium(III) sulfat
· -Isomer Koordinasi
Isomer koordinasi dapat muncul jika senyawa koordinasi
tersusun atas kation kompleks dan anion kompleks. ligan dapat dikontribusikan
secara berbeda di antara kedua ion, seperti NH3(aq) dan CN-.
Contoh:
[Co(NH3)6][Cr(CN)6]
heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III)
[Cr(NH3)6][Co(CN)6]
heksaaminakromium(III)
heksasianokobaltat(III)
· - Isomerisme
Tautan
Beberapa
ligan dapat melekat pada ion logam atom pusat suatu ion kompleks dengan cara
berbeda.
Contoh:
[Co(NO2)(NH3)5]2+
ion pentaaminanitrito-N-kobalt(III)
[Co(ONO)(NH3)5]2+
ion pentaaminanitrito-O-kobalt(III)
C. Isomer Pada
Alkana
Pada
struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4,
C2H6 dan C3H8 karena
hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya
sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama.
Dalam
senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur
molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10mempunyai
dua kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya. Untuk
senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan
hanya pada kerangka struktur maka isomernya disebut isomerkerangka.
Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa
semakin bertambah jumlah atom C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin
banyak isomernya seperti yang tertera ditabel bawah ini:
Jumlah atom C
|
C4
|
C5
|
C6
|
C7
|
C8
|
C9
|
C10
|
Rumus molekul
|
C4H10
|
C5H12
|
C6H14
|
C7H16
|
C8H18
|
C9H20
|
C10H22
|
Jumlah isomer
|
2
|
3
|
5
|
9
|
18
|
35
|
75
|
D.
Ethylene
Ethylene
seperti etena adalah untuk H 2 C = CH 2, tetapi juga
berjalan dengan nama umum: Ethylene. Nama Ethylene digunakan karena itu
adalah seperti sebuah gugus etil (CH_2CH_3) tapi ada ikatan ganda antara dua
atom karbon di dalamnya. Etena memiliki rumus (C_2H_4) dan merupakan
alkena sederhana karena memiliki karbon paling sedikit (dua) diperlukan untuk
ikatan ganda karbon-karbon.
Didalam etilena setiap atom karbon memiliki tiga sp 2 orbital dan satu p-orbital . Tiga
sp 2 orbital terletak pada ~ 120 ° sudut. P-orbital tegak lurus
terhadap pesawat ini.Ketika atom karbon mendekati satu sama lain, dua dari
sp 2 orbital tumpang tindih untuk membentuk ikatan sigma . Pada saat yang sama,
dua-orbital p berdekatan (lagi pada bidang yang sama) dan bersama-sama mereka
membentuk pi-ikatan .
Dan untuk
tumpang tindih maksimum, p-orbital harus tetap paralel, dan, karena itu, rotasi
di sekitar ikatan pusat tidak mungkin, ini menimbulkan isomer cis-trans . Ikatan ganda lebih
pendek dari ikatan tunggal karena p-orbital tumpang tindih dimaksimalkan. Sudut
ikatan HCH pada eten adalah 117 derajat dan sudut HCC adalah 121,5
derajat.
E. Reaksi
Grignard
Pada reaksi
Grignard adalah organologam reaksi kimia di mana alkil , vinil , atau aril - magnesium halida (pereaksi Grignard) menambah sebuah karbonil . Kelompok aldehida atau keton. Reaksi ini
merupakan alat penting untuk pembentukan ikatan karbon-karbon. Reaksi halida
organik dengan magnesium bukan reaksi Grignard.
Akan
tetapi pada keterbatasan reagen Grignard adalah bahwa mereka tidak mudah
bereaksi dengan alkil halida melalui mekanisme S N 2. Di sisi
lain, mereka mudah berpartisipasi dalam transmetalation reaksi: Umum.
RMgX + Alx → ALR + MGX 2
Dan adapun untuk tujuan yang tersedia secara komersial
reagen Grignard sangat berguna karena rute ini menghindari masalah dengan
inisiasi. Reaksi paling Grignard dilakukan dalam pelarut halus, terutama eter dietil dan THF . Dengan chelating dieter dioksan , beberapa reagen Grignard menjalani reaksi redistribusi untuk memberikan
senyawa diorganomagnesium (R = gugus organik, X = halida): Reaksi ini dikenal
sebagai keseimbangan Schlenk .
RMgX + dioksan ⇌ R 2 Mg + MGX.